Rabu, 02 Maret 2011

Melihat Shutter Count…………

Tidak ada komentar:
  • clip_image001

  • EOSINFO...adalah software buat ngecek shutercount dan utilities lain di kamera dslr canon
    link download http://astrojargon.net/files/misc/setupeosinfo.exe
    software buat ngecek shuterchount canon
    tapi eosinfo ini cuman bisa di pakai di 40D, 50D, the 450D, 500D (di web aslinya di coret ini), dan 1000D. dan jUga bisa buat 5DMkII,


  • buat nikon juga ada dan bisa buat semua body slr nikon
    nama software nya opanda powerexif
    link download http://www.opanda.com/en/download/pe_120ts_en.exe
    atau bisa juga di minta ke admin banten group amatire,tubagus
    Gunakan kamera nikon yg anda akan test untuk ambil satu shoot, nggak perlu pusing dengan exposurenya, yg penting filenya ter-rekam di CF.
    Dng asumsi anda menggunakan Windows OS, install dulu program Opanda IExif (download di www.opanda.com) di PC anda.
    Baca file image yg ada di CF menggunakan windows explorer atau internet explorer. Klick kanan file name dari image yg barusan anda jepret, terus pilih View Exif/GPS/IPTC with IExif
    Lihat baris ke lima dari bawah, ada tulisan Total Number of Shutter Releases for Camera. Angka di sebelahnya itu shutter count kamera ybs.

  • Semoga Bermanfaat……..

    Continue Reading...

    Melihat Shutter Count pada Canon

    Tidak ada komentar:

    Berbagi pengalaman soal Canon … Di kalangan calon pembeli Kamera DSLR second, kata SHUTTER COUNT sangat sangat sering di tanyakan ke penjual kamera tsb. Oh iya shuttercount adalah total shutter di release (gampang nya , jumlah foto yang pernah diambil pake kamera tsb). Semakin sedikit shuttercount (SC) maka akan menambah nilai jual kamera tsb.

    Nah sedikit repot nya adalah, kita tidak bisa melihat SC tsb di handheld nya. Artinya kita hanya bisa melihat jumlah SC dengan bantuan software. Dari googling kemaren, untuk kamera Nikon mungkin bisa pake software OPANDA iExif. Nah pas tak coba buat Canon 1000D saya kok nda bisa ? Googling lagi akhirnya menemukan software simple untuk melihat shuttercount pada kamera Canon SLR. Dengan software ini kita bisa melihat jumlah shutter count pada Canon EOS 40D , Canon EOS 450D dan Canon EOS 1000D saja. Tidak tahu juga sih untuk jenis Canon yang lain :P

    Penggunaan nya juga sangat simple, tinggal klik button GET COUNT, maka dalam beberapa detik akan muncul jumlah SC pada kamera kita. Untuk menggunakan software ini, kita HARUS terlebih dahulu mempunyai CANON EOS UTILITY ter install dulu. Karena software shutter count ini , harus di taruh di folder Canon utility tsb. Ini screenshot software shuttercount canon nya :

    shuttercount canon

    Klik link berikut ini untuk download software shutter count nya : DOWNLOAD SOFTWARE SHUTTERCOUNT CANON

    Continue Reading...

    Lebih jauh dengan Exposure Compensation (Ev)

    Tidak ada komentar:

    clip_image001Salah satu fitur pada kamera digital yang amat penting dalam menentukan eksposure yang tepat adalah Exposure Compensation (Ev), yang bisa diatur ke arah negatif hingga positif, dengan kelipatan 1/3 stop. Fitur ini sedemikian pentingnya hingga bisa ditemui mulai di sebuah kamera ponsel hingga sebuah kamera DSLR profesional. Bisa jadi masih banyak orang yang belum memaksimalkan fitur ini dalam kesehariannya memotret, padahal dengan menggunakan fitur Ev ini dengan tepat, bisa didapat hasil foto yang lebih baik.

    Seperti yang kita tahu, memotret adalah berkreasi dengan cahaya. Kamera mengukur cahaya yang masuk melalui lensa (istilahnya metering), dan selanjutnya intensitasnya diukur dan ditentukanlah nilai pasangan shutter – diafragma (dan ISO) yang sesuai. Proses metering ini umumnya didapat dengan merata-rata besaran cahaya yang diterima oleh sensor (kamera saku) atau modul light meter (kamera DSLR), yang biasa disebut multi segment atau matrix atau evaluative. Nyatanya, dalam pelaksanaannya bisa saja hasil pengukuran ini menghasilkan foto yang eksposurenya tidak sesuai dengan keinginan kita., entah terlalu terang (over eksposure) atau justru terlalu gelap (under eksposure).

    Kapan kasus metering pada kamera bisa meleset? Kamera bisa salah menentukan eksposure yang tepat apabila objek foto adalah dominan terang atau dominan gelap, sehingga cenderung mengganggu light meter dari kamera. Dalam hal ini istilah yang umum dikenal : metering kamera telah tertipu. Untuk itu sang fotografer perlu memberi tahu kameranya bahwa metering yang dilakukannya perlu dikompensasi, yaitu dengan mengatur nilai Ev ini. Sederhananya, Ev berfungsi membuat foto menjadi lebih gelap atau lebih terang dari metering normalnya (namun jangan salah menafsirkan seolah-olah dengan Ev bisa didapat foto yang lebih terang di kondisi gelap, bila lingkungan sekitar gelap gunakan lampu kilat). Maka itu definisi Exposure compensation lebih tepatnya adalah fasilitas pengaturan / kompensasi nilai eksposure dari hasil metering light meter kamera. Dengan merubah nilai eksposure ke arah positif, kita menginformasikan kepada kamera untuk memasukkan lebih banyak cahaya (sehingga foto akan lebih terang); sementara dengan merubah ke arah negatif, kita meminta untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera (supaya foto lebih gelap).

    Catatan : Bila kamera memiliki mode dial manual (M), tentu kendali akan shutter dan diafragma bisa dilakukan secara manual sehingga banyak kemungkinan variasi eksposure yang bisa dicoba. Namun bagi kamera saku (dan kamera ponsel) yang serba otomatis, fitur Ev ini akan banyak berguna utamanya untuk mengatur eksposure kamera yang tidak sesuai keinginan kita.

    Kapan perlu merubah nilai Ev ke arah positif? Utamanya adalah saat terjadi backlight, dimana objek relatif lebih gelap dibanding background. Metering standar akan tertipu oleh terangnya background dan membuat objek foto jadi gelap. Bila ada orang yang difoto dengan background yang terang, gunakan kompensasi ke arah positif sehingga wajah si objek tidak gelap. Contoh gambar berikut menunjukkan pepohonan yang gelap karena metering kamera telah tertipu. Dengan menaikkan Ev ke arah +0.7, bisa didapat eksposure yang lebih tepat.

    clip_image002

    Sebaliknya, kapan perlu merubah nilai Ev ke arah negatif? Utamanya saat cahaya sekitar kurang dan kamera cenderung memaksa untuk membuka diafragma semaksimal mungkin. Bisa jadi si objek justru menjadi over eksposure dan kita perlu menurunkan nilai Ev. Contohnya saat ingin memotret sunset, dengan tujuan kamera menangkap rona jingga matahari dengan alami. Metering kamera umumnya tertipu sehingga foto mataharinya menjadi amat terang dan menurunkan Ev ke arah negatif dapat memberi banyak perubahan.

    clip_image003

    Bila kita tidak yakin akan metering yang dilakukan kamera dan ingin mengambil beberapa foto dengan nilai eksposure yang berbeda, gunakan fitur Ev bracketing. Dengan menentukan rentang nilai negatif dan positif eksposure, kamera akan mengambil sekaligus tiga foto yang berbeda. Kita bisa memilih mana dari ketiganya yang menurut kita paling tepat.

    Tidak ada standar baku tentang pemakaian Ev ini. Gunakan sesuai kondisi pencahayaan, tujuan pemotretan dan tentunya selera kita. Meski demikian, fotografer umumnya menghindari banyak area foto yang over-exposure, karena akan banyak detil foto akan hilang. Satu hal, setelah selesai memotret dengan fitur Ev, jangan lupa untuk menormalkan kembali setting Ev ini ke posisi default supaya foto-foto lainnya terhindar dari kesalahan eksposure.

    Continue Reading...

    Kodak EasyShare Z915, Kamera High Zoom

    Tidak ada komentar:

    clip_image001
    clip_image002
    clip_image003
    Walaupun relatif baru muncul namun popularitas kamera high-zoom.
    Di bagian belakang ada layar LCD seluas 2,5 inci yang memiliki tampilan sangat jernih dan tajam. Ditambah lagi dengan pengaturan brightness yang disediakan, memantau objek yang dibidik di bawah terik sinar matahari sepertinya tak akan terlalu sulit. Layar ini juga sudah dilapisi dengan bahan anti-glare sehingga tidak memantulkan cahaya dari luar. Angle of view-nya juga cukup luas sehingga memotret dari sudut ekstrim juga tidak ada kendala yang terlalu fatal.
    compact melesat naik dengan cepat. Dalam waktu singkat, hampir semua produsen kamera termasuk Kodak sudah memiliki jajaran produk dalam kategori ini. Salah satu kamera high-zoom compact keluaran Kodak yang terbaru adalah Kodak EasyShare Z915 ini.
    Masuk kategori compact memang bukan berarti berukuran mungil meski untuk menyebut kamera ini berukuran besar juga kurang tepat. Paling tidak membawa kamera ini bepergian tidaklah terlalu sulit. Di samping itu ukuran yang tak terlalu kecil juga menguntungkan dari sisi pengoperasian. Ukuran grip yang cukup besar membuat kamera ini jadi tak gampang selip saat digunakan.

    Berbeda dengan kebanyakan kamera high-zoom compact yang biasanya menawarkan kemudahan dengan hanya memberikan pengaturan otomatis, yang satu ini justru membuat terobosan dengan menawarkan kemungkinan membuat pengaturan manual. Paling tidak Anda bisa membuat pengaturan exposure, aperture, dan shutter priority secara manual. Memang keleluasaan yang ditawarkan tak seluas kamera DSLR tapi untuk sekedar berusaha mengenali fungsi kamera DSLR sebelum benar-benar beralih, kamera ini cukup memuaskan.

    Satu yang jelas menambah nilai plus kamera ini adalah sistem navigasinya yang mudah dipahami. Tampilan menu pada layar sangat rapi dan mudah dimengerti sementara fungsi-fungsi dari kamera ini juga diberi label dengan jelas. Kalaupun ada yang disayangkan barangkali adalah absennya kemungkinan untuk mengatur tingkat kompresi hasil bidikan sehingga pada beberapa kasus kualitas yang sebenarnya bagus justru rusak karena sistem kompresi kamera.

    Dari sisi performa, kamera 10 megapixel dengan kemampuan optical zoom sampai 10x ini cukup bisa diandalkan. Start up time hanya sekitar 3,5 detik sementara jarak antara satu pemotretan dengan yang berikutnya hanya sekitar 1,2 detik saja. Sebenarnya yang menghambat performa kamera ini adalah sistem autofocus-nya yang relatif lambat.

    Soal hasil, cacat utama adalah pada sistem kompresinya. Selebihnya, kamera ini cukup bagus. Lensanya nyaris tak menimbulkan barrel distortion sedangkan dynamic range-nya juga bagus. Noise cukup bisa dikendalikan dengan baik, terbukti hingga ISO 800 pun hampir tak terlihat ada noise. Akibatnya, Trusted Reviews hanya memberikan nilai 8 saja buat kamera yang dilepas dengan harga sekitar US$276 atau kurang lebih setara dengan Rp2.7 jutaan ini.(trv/roc)

    ................................................................................................................................

    SPESIFIKASI:

    Sensor

    :

    1/2.3 type CCD (10 megapixel)

    Lens

    :

    35–350 mm

    Zoom

    :

    10x optical, 5x digital

    Viewfinder

    :

    N/A

    LCD Monitor

    :

    2.5 in. high resolution (230K dots)

    Maximum Aperture

    :

    f/3.5–4.8

    Shutter Speed

    :

    1/8–1/1000 sec.

    White Balance

    :

    auto, daylight, tungsten, fluorescent, open shade

    Flash

    :

    Built in

    Shooting Modes

    :

    Smart Capture, sport, Program mode, Aperture priority mode, Shutter priority mode, Manual mode, portrait, panorama, video, Scene modes

    Photo Effects

    :

    -

    Storage Media

    :

    32MB + SDHC/SD card slot

    File Format

    :

    JPEG

    Interfaces

    :

    USB, A/V out

    Dimension

    :

    4.2 x 2.9 x 1.4 in

    Official Site

    :

    http://store.kodak.com

    Continue Reading...